Notification

×

Iklan

Iklan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Cakrawala di Ujung Ombak: Ari Irawan Menggugah Semangat Generasi Sapeken

| Kamis, Agustus 14, 2025 WIB
Gambar : Ari Irawan Pengurus Himpass


Himpass.com, Sumenep - Di ufuk timur Pulau Madura, jauh di antara hamparan biru Laut Jawa, terbentang gugusan pulau eksotis yang dikenal sebagai Kepulauan Sapeken. Di sanalah tumbuh generasi muda yang jiwanya mengarungi samudra impian, sejauh cakrawala cita-cita mereka memandang. Bagi mereka, jarak bukan sekadar koordinat geografis di peta, melainkan sebuah proses migrasi intelektual yang menuntut daya juang dan resiliensi tanpa batas. Menapakkan kaki di kota besar bukan hanya perpindahan spasial, tetapi sebuah transisi eksistensial—langkah awal untuk menaklukkan dunia melalui ilmu dan karya.


Setiap keberangkatan dimulai dari dermaga sederhana, diiringi deru mesin perahu dan desah ombak yang menyapu udara dengan aroma asin laut. Ombak itu, meski kadang mengguncang lambung kapal, tak pernah mampu meruntuhkan tekad. Sebab di balik riak dan gelombang, tersimpan sebuah misi luhur: menjadi insan yang bermanfaat, mengangkat marwah tanah kelahiran, dan membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukan penghalang bagi pencapaian global.


Sejarah telah menjadi saksi bahwa tokoh-tokoh besar sering lahir dari keterasingan, namun mampu berdiri di puncak peradaban. Bacharuddin Jusuf Habibie, misalnya, berasal dari Parepare—kota kecil di Sulawesi Selatan. Berbekal ketekunan, intellectual curiosity, dan kerja keras, ia menembus batas kompetensi, meraih reputasi sebagai insinyur kelas dunia, dan akhirnya memimpin republik ini sebagai Presiden. Habibie pernah berpesan, "Jadilah pribadi yang selalu menebar manfaat, karena keberhasilan sejati adalah ketika orang lain turut merasakan kesuksesan itu." Petuah ini seolah menjadi kompas moral bagi mahasiswa Sapeken yang menapaki jalan pendidikan tinggi.


Di kota, langkah mereka semakin kokoh ketika menemukan ruang kolektif perjuangan bernama HIMPASS (Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken Sumenep). Organisasi ini bukan sekadar forum pertemuan, melainkan intellectual habitat—rumah kedua yang menumbuhkan solidaritas, mengasah kepedulian sosial, serta menjadi learning space di luar ruang kuliah formal. Di sini, mereka saling menguatkan, menyinergikan potensi, dan merancang strategi pembangunan sumber daya manusia untuk masa depan Kepulauan Sapeken yang berdaya saing.


Memang, perjalanan ini penuh tantangan: menempuh laut berjam-jam, menghadapi beban biaya pendidikan, hingga beradaptasi dengan ekosistem urban yang serba kompetitif. Namun satu keyakinan selalu mereka genggam erat: ombak tidak pernah menelan kapal yang percaya pada arah tujuannya.


Bagi para pemuda di seluruh nusantara, kisah ini adalah bukti empiris bahwa socio-geographical origin bukan determinan mutlak kesuksesan. Seperti perahu yang setia berlayar meski dihantam badai, cita-cita akan selalu menemukan dermaganya jika diiringi visi, tekad, dan konsistensi. Sebab pada akhirnya, dunia ini bukan milik mereka yang sekadar kuat secara fisik, tetapi milik mereka yang pantang menyerah dan berani mengubah keterbatasan menjadi kekuatan.




Penulis : Ari Irawan

Editing : Yudik

×
Berita Terbaru Update