![]() |
| Gamabr : Nadia Pengurus Himpass |
Setiap hari, sehelai kertas putih terbentang,
sunyi dan suci, menanti disentuh waktu.
Pena menari di atasnya,
menyulam arti dari titik-titik takdir,
menorehkan jejak yang perlahan berwarna.
Tinta mengalir seperti darah kehidupan,
menyapa ruang kosong dengan bisu yang berbicara.
Setiap garis menjadi napas,
setiap kata menjadi denyut,
dan setiap kalimat adalah langkah kecil
menuju hari yang belum terlukis.
Dulu hanya selembar tipis harapan,
tempat impian berdiam diri dalam diam.
Kini telah menjelma ribuan halaman,
penuh kisah yang menua bersama waktu,
tentang cinta yang tumbuh,
tentang luka yang sembuh,
tentang tawa yang pernah jatuh di antara senja.
Kini, ketika kita menatap kembali,
bukan sekadar tinta yang mengering,
tetapi kehidupan yang berdenyut di sana.
Kertas-kertas itu menjadi cermin jiwa
ada air mata yang menjelma puisi,
ada cinta yang menua jadi doa,
ada perjuangan yang bergetar di setiap kata.
Dan di antara halaman terakhir yang perlahan tertutup,
kita tahu, kita pernah hidup sepenuh makna,
pernah mencintai dengan seluruh jiwa,
pernah menulis diri kita sendiri
di atas lembaran putih kehidupan.
Penulis : Nadia
Editing : Fauzi
