Di pangkuan samudra biru,
kepulauan itu bermimpi,
dikelilingi tarian ombak,
dipeluk bayu yang setia,
namun di rahim buminya
api gas bergemuruh,
dihisap rakus tangan besi
yang datang tanpa salam.
Anak-anak laut hanya bisa menatap
kilau lampu rig di kejauhan,
bagai bintang palsu
yang tak pernah memberi terang
bagi pondok-pondok mereka.
Pulau itu—
bagai seorang dara yang dinodai paksa,
dibuai janji manis agar lupa luka,
ditidurkan dalam ilusi nyaman
padahal tubuhnya terus dirampas.
Di pesisir,
perahu nelayan menua tanpa isi,
sementara kapal asing
mengangkut harta dari dasar bumi.
Suara ombak bersaksi,
suara burung camar menangis,
namun suara rakyat
ditenggelamkan dalam sunyi.
Oh kepulauan,
engkau mutiara di timur matahari,
mengapa engkau dibiarkan layu
sementara tubuhmu diperas,
sementara anakmu kelaparan
di tanah yang kaya tak terkira?
Penulis : Fauzi
Editing : Yudik